dia pergi setelah menghancurkan segalanya dan khayalan terakhirku juga hancur

Rabu, 16 Oktober 2013

Move On itu SUSAH!!!

Tidak bermaksud melemahkan keinginan untuk lepas dari jebakan nostalgia, tapi nyatanya tidak mudah untuk meninggalkan sisa-sisa bayangan lama. Tak pernah mudah menghapus sebuah nama apalagi jika ia terlanjur lekat di hati dan seolah takkan terganti.

        Ini tentang pengalaman pribadi....
     

Tak maksud untuk membanggakan, saya hanya ingin sedikit berbagi. Perjalanan cinta yang menurut saya sangat elegan.
Tak terlampau sering mengumbar mesra apalagi jalan berdua di depan teman-teman, tapi jalinan kami serasi tentu saja itu dalam pandangan saya. Sayangnya di saat perasaan yang semakin mendalam,
saya harus menerima kenyataan karena bahagia yang saya rasakan kelak mungkin bukan dengan dia lagi.

Saya masih ingat beberapa waktu lalu ketika saya menangis. Bagi saya menangis itu perlu untuk mengalahkan ego saya sendiri yang kerap menyuruh saya tampil sebagai perempuan yang selalu tampak kuat. Lagi pula siapa yang tak terpukul jika sebuah pesan singkat menjadi akhir dari jalinan cerita indah yang sekian lama sudah dijalani dengan penuh pengorbanan ?

Saya mengalaminya sebagai satu babak dalam hidup yang susah untuk diterima.Saya cukup sabar dan cukup mampu menahan untuk tidak menceritakan apa saja yang telah kami lalui.

Ingat!!! semua ada batasnya........

Untuk urusan begini, hati setiap orang sebenarnya sudah tahu apa yang harus dilakukannya. Untuk urusan hati,bagi saya tak ada cara penyembuhan paling baik kecuali membiarkan menghabisi kesedihan hingga tak bersisa lagi.Memaksa seseorang untuk ikhlas justru membuatnya semakin susah mengakui kenyataan,ya saya rasa itu memang benar sekali.
Awalnya saya agak khawatir pada diri saya sendiri bagaimana jika saya semakin terpuruk sangat dalam. Siapa sih yang bisa dengan mudah menerima kenyataan perih saat hubungan cintanya yang telah terjalin baik berakhir tiba-tiba ? aku yakin, hanya beberapa orang dan mungkin mereka yang tidak mengerti arti cinta yang sesungguhnya.
Namun kekhawatiran saya sepertinya berlebihan. Setidaknya dalam hitungan minggu saya kembali tampil biasa, tertawa, bercanda seperti keseharian saya.Hal yang saya lakukan tersebut bukan seolah-olah saya adalah perempuan yang memakai topeng yang sok tegar di depan orang-orang. Saya hanya berusaha karena saya berpikir jika saya terus menerus jatuh dan berada di posisi yang sama tanpa selangkah kaki maju,akan jadi apa saya kedepan?
Sedikit malu untuk mengakui kebiasaan yang masih diam-diam membuka halaman facebooknya tak peduli meski sudah diremove olehnya, kerap mengirim pesan singkat kepadanya sekedar menanyakan kabar,tak peduli meski tak pernah ditanggapi. Saya hanya tersenyum mengingat kelakuan saya saat itu.
        Bisa jadi,satu-satunya jebakan yang membuat setiap orang rela untuk jatuh ke dalamnya adalah jebakan nostalgia.Satu-satunya kemalasan yang membuat orang sibuk dengan pikiran dan perasaannya sendiri adalah malas berpindah dari kenangan lama. Dan satu-satunya sakit yang rela untuk orang nikmati adalah sakitnya mengupas kenangan sendiri. Sekuat apapun manusia, beranjak dari kenangan lama bukanlah hal yang mudah. Setangguh apapun manusia, move on selalu menghabiskan kekuatan perasaan.
Move on itu tak pernah mudah, kecuali untuk diucapkan secara berulang-ulang.



                                       - ataloho -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar